Saturday, December 21, 2013

Nasionalisme dan Timnas Sepak Bola Indonesia??

hai hai hai udah lama nggak update nih, blog blog gue yang lama itu cuma sedikit rangkuman teori teori sosiologi klasik ya? haha iya itu cuma buat ngebantu gue dalam memahami teori aja, kalo cuma baca doang gue rada susah ngertinya jadi gue tulis rangkumannya dan gue update di blog ini biar tambah paham. tapi kali ini gue coba mau ngebahas nasionalisme nih, baru dapet ide pas nonton bola indonesia barusan haha, 

sebenernya apa sih itu nasionalisme ? menurut kamus besar bahasa Indonesia Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau dalam arti yang ribet Nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yg secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan. nah udah sedikit ngerti kan gambaran nasionalisme itu apa. pelajaran yang banyak ngebahas nasionalisme ini paling sering nongol di pelajaran kewarganegaraan atau KWN. seringkali gue denger omongan "masa lo ga dukung negara lo sendiri sih, mana rasa nasionalisme lo?" lalu muncul pertanyaan di otak gue, apa iya rasa nasionalisme seseorang itu bisa dibuktikan dengan hanya mendukung sepak bola timnas Indonesia saja ? terus gimana nasib cabang olahraga lain? 

ga munafik juga sih, gue juga sebenernya suka sama bola, tapi sejak adanya dualisme liga indonesia dan makin banyaknya korupsi di badan PSSI gue makin ga simpati sama sepak bola indonesia. tim kesenengan

Thursday, October 24, 2013

Bunuh Diri (Emile Durkheim)


Durkheim memilih studi bunuh diri karena persoalan ini relatif merupakan fenomena konkret dan spesifik dimana tersedia data yang bagus secara komparatif. Akan tetapi alasan utama Drukheim untuk melakukan studi bunuh diri untuk menunjukan kekuatan disiplin sosiologi. Bunuh diri secara umum merupakan salah satu tindakan pribadi dan personal. Durkheim percaya bahwa jika dia bisa memperlihatkan bahwa sosiologi mampu berperan dalam menjeaskan tindakan yang kelihatannya bersifat individualistis seperti bunuh diri ini, maka dengan mudah ia akan memperluas ranah sosiologi kepada fenomena-fenomena lain yang terbuka bagi analisis sosiologis.

Sebagaimana seorang sosiolog, Durkheim tidak terlalu fokus mempelajari mengapa orang melakukan bunuh diri. Karena masalah ini adalah wilayah garapan psikologi. Durkheim Cuma tertarik untuk menjelaskan perbedaan angka bunuh diri, yaitu dia tertarik kenapa suatu kelompok memiliki angka bunuh diri lebih tinggi dibanding kelompok lain. Faktor psikologis ataupun biologis mungkin bisa menjelaskan kenapa sebagian individu dalam kelompok melakukan bunuh diri, akan tetapi Durkheim mengasumsikan bahwa hanya fakta sosial yang bisa menjelaskan kenapa suatu kelompok memiliki angka bunuh diri yang lebih tinggi dari yang lain


Wednesday, October 23, 2013

Konsep Ekofeminisme dan Alirannya


Teori ekofeminisme adalah salah satu cabang teori feminis yang mencoba menjelaskan keterkaitan alam dan perempuan. Fokus teori ini adalah kerusakan alam yang mempunyai hubungan langsung dengan penindasan perempuan. Teori ekofeminisme ini muncul akibat ketidakpuasan akan arah perkembangan ekologi dunia yang semakin buruk. Alasan utama teori ini muncul karena kaum perempuan yang menganggap jika ingin mendapatkan kesetaraan maka perempuan harus masuk ke dalam dunia maskulin, tapi dalam kenyataannya perempuan menghilangkan sifat-sifat feminis yang di anugrahkan tuhan kepada perempuan. Penganut ekofeminisme mengakui bahwa perempuan memang berbeda dengan laki-laki dan mereka menginginkan perlakuan yang berbeda pula dengan laki-laki karena sifat feminis yang dimiliki oleh perempuan. Dengan kata lain teori ekofeminis ini bertolak belakang dengan teori-teori feminis yang muncul sebelumnya. Jika pada teori-teori sebelumnya (kultural, liberal, psikoanalitis, radikal) kaum feminis menuntut kesetaraan gender, tetapi dalam kaum ekofeminisme perempuan sudah dapat menerima perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan ingin menonjolkan sifat sifat feminisnya. Dalam teori ekofeminisme terdapat beberapa aliran yaitu sebagai berikut.

Ekofeminisme Spiritual

Penganut ekofeminisme spiritual tidak mementingkan religi maupun agama yang dianut, tetapi kaum feminis harus melepaskan elemen-elemen maskulin yang dimilikinya dan pergi ke alam untuk mencoba salah satu spiritualitas yang berbasis bumi. aliran ini mencoba merefleksi cara pandang antroposentris yang mencoba membenarkan bahaya yang disebabkan oleh manusia, sebagaimana pandangan androsentris mencoba membenarkan bahaya yang disebabkan oleh laki-laki terhadap perempuan. Salah satu tokoh liran ini adalah Starhawk. Starhawk menekankan hubungan perempuan dengan alam, bahwa karya alam dan karya perempuan adalah sama. Ia berargumentasi bahwa perempuan memilki sifat tubuh yang unik. Seperti menyusui, kehamilan, menstruasi. Karena itu, perempuan mengetahui cara yang tidak dapat diketahui laki-

Sunday, October 20, 2013

Konsep Teori Struktural Fungsionalisme (Robert K. Merton)

Fungsionalisme Struktural Sebagai Teori : Akhir dari Suatu Masa kejayaan

Aspek-aspek sosiologi yang biasa dipergunakan sebagai tanda-tanda dan petunjuk-petunjuk krisis ialah: perubahan dan pertikaian doktrin yang diikuti oleh ketegangan yang semakin parah, dan kadang kala pertentangan yang kasar, diantara para praktisi pertikaian tersebut mencakup tuntutan yang kuat bahwa paradigma yang ada tidak lagi mampu memcahkan masalah yang seharusnya, dalam prinsip, dapat mereka pecahkan. (Merton 1975:22)


Struktur Sosial dalam Fungsionalisme Robert K. Merton

Model analisa Robert K. Merton merupakan hasil dari perkembangan pengetahuannya yang menyeluruh tentang teori-teori klasik. Karya awal Merton sangat dipengaruhi oleh Max Weber. Merton sendiri tidak memiliki teori yang bulat, tetapi esai-esai yang mencoba menyempurnakan aspek tulisan-tulisan klasik. Di dalam keseluruhan tulisannya kita menemukan suatu tema yang menonjol yaitu, “arti pentingnya memusatkan perhatian pada struktur sosial dalam analisa sosiologis”. Pengaruh weber juga dapat dilihat dalam batasan Merton (1957 tentang birokrasi modern seperti hal berikut:
  1. Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal.
  2. Meliputi suati pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.
  3. Kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi.
  4. Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan ke dalam keseluruhan struktur birokratis.
  5. Status-status dalam birokrasi tersusun ke dalam susunan yang hirarkis.
  6. Berbagai kewajiban serta hak hak did alam birokrasi dibatasi oleh atiran-aturan yang terbatas.
  7. Otoritas pada jabatan bukan orang
  8. Hubungan-hubungan antara orang orang dibatasi secara formal.

Konsep Teori Interaksionisme Simbolis (Herbert Blummer)


Saya bermaksud melukiskan hakikat masyarakat dari sudut pandang dengan George Herbert Mead. Dia menempatkan masyarakat pada kedudukan sangat penting, tetapi tak banyak membuat garis besar karakter masyarakat itu. Pusat perhatiannya ialah masalah-masalah filosofis. Perkembangan ide Mead mengenai masyarakat sebagian besar terbatas dalam hal menangani masalah-masalah ini. Pembahasan itu menunjukan bahwa kehidupan kelompok manusia merupakan kondisi yang esensil bagi lahirnya kesadaran, pikiran, dunia obyek-obyek manusia sebagai organisma yang memiliki selves dan kelakuan manusia dalam bentuk tindakan yang dibuat... ketika ia memberikan sumbangan cemerlang mengenai topik ini Mead tidak menyertakan sekalian rancangan skema teoritis tentang masyarakat. Tetapi skema yang demikian hanya tersirat dalam karyanya. Skema ini harus disusun melalui penjajakan implikasi-implikasi masalah inti yang dianalisisnya. (Blummer,1996:56)


Interaksi Simbolis : perspektif dan Metode

Bagi Blumer (1969:2) interaksionisme simbolis bertumpu pada tiga premis :
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka.
2. Makna tersebut berasal dan “interaksi sosial seseorang dengan orang lain”.
3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial berlangsung.


Thursday, October 17, 2013

Konsep Teori Dramaturgi (Goffman)

Bergaya di Atas Panggung Sandiwara Kehidupan: Dramaturgi Sebagai teori

Oleh karena bahasa teater telah demikian melekatnya didalam sosiologi darimana studi ini diangkat, maka akan terlihat masalah nilai pada saat kita mencoba membicarakan masalah panggung. Masalah nilai itu juga kita hadapi oleh karena itu kita harus menemukan segala jenis kekurangan atau kelemahan. Kehidupan sebenarnya adalah laksana panggung sandiwara, dan di sana memang kita pamerkan serta kita sajikan kehidupan kita, dan memang itulah seluruh waktu yang kita miliki. Akan tetapi seperti apakah wujud panggung tersebut dan bagaimanakah sosok manusia yang terlihat disana? (Goffman 1974:124)
               
Di dalam sosiologi naturalis individu dilihat sebagai aktor yang melakukan tindakan tindakan yang semata mata sebagai tanggapan langsung terhadap rangsangan-rangsangan sosial. Isu tentang penafsiran yang diberikan pada interaksi sosial sering kali dilewatkan begitu saja sesuai dengan model naturalistis. Teori Goffman seperti halnya teori Homans, menganggap bahwa individu sebagai satuan analisa. Perbedaan antara teori Goffman dan teori Homans adalah Goffman tidak menggunakan suatu teori ilmiah seperti yang dilakukan oleh Homans (Homans menggunakan teori ekonomi dan psikologi perilaku). Karena alasan inilah Goffman disebut sebagai seorang dramaturgist, yang menggunakan bahasa dan tamsil panggung teater


The Presentation of Self in Everyday Life
Goffman lebih tertarik pada interaksi tatap-muka atau kehadiran bersama. Di dalam situasi sosial, seluruh kegiatan dari partisipan tertentu disebut sebagai suatu penampilan (performance), sedang orang-orang lain yang terlibat di dalam situasi itu disebut sebagai pengamat atau partisipasi lainnya. Di dalam membahas

Definisi-definisi Teori, Konsep, Variabel, Indikator, dan Hipotesis Menurut Beberapa Ahli

Definisi teori
1.       Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. (John W Creswell 1993:120)
2.    Teori adalah sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. (Labovitz dan Hagedorn)
3.       Teori mempunyai dua pengertian, pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan eksperimen. Kedua, teori dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif dengan metode deduktif. (Kneller 1971:41)
4.       Teori teori adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sestematis berhubungan atau sering disebut teori adalah sekumpulan definisi konsep dan proposisi yang saling berkaitan yang menghadirkan suatu tuhuan yan gsistematik atau fenomena yang ada dengan menunjukan hubungan yang khas di antara variabel-variabel. (Talcot Parsons)
5.       Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi. Penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi. (http://kamusbahasaindonesia.org/teori)

Definisi konsep
1.       Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek objek yang dihadapi sehingga objek-objek

Feminisme Radikal

Feminisme Radikal

Teori feminisme radikal berpusat pada aspek biologis. Mereka berpendapat bahwa ketidakadilan gender disebabkan dari perbedaan biologis antara pria dan wanita itu sendiri. Maksudnya adalah perempuan merasa diekploitasi oleh kaum laki-laki dalam hal-hal biologis yang dimiliki perempuan, misalnya adalah peran kehamilan dan keibuan yang selalu diperankan oleh perempuan. Oleh sebab itu kaum feminisme radikal sering menyerang institusi-institusi keluarga dan sistem partiarki yang mereka anggap adalah sumber penindasan. Mereka menganggap institusi-institusi tersebut adalah institusi yang melahirkan sistem dominasi pria sehingga wanita ditindas. “Patriarki tidak hanya secara historis menjadi struktur dominasi dan ketundukan, namun ia pun terus menjadi sistem ketimpangan yang paling kuat dan tahan lama, yang menjadi model dasar dominasi di tengah-tengah masyarakat” (Ritzer and Goodman, 2013:506)

Anggota feminisme radikal sangat menghindari institusi perkawinan tersebut. Mereka mempunyai tujuan yang harus dicapai adalah mengakhiri tirani keluarga biologis. Apabila lembaga perkawinan tidak dapat dihindari maka mereka membuat teknologi untuk mengurangi penindasan terhadap perempuan yaitu dengan membuat kontrasepsi dan teknologi bayi tabung. Dengan menggunakan bayi tabung perempuan tidak harus mengalami kehamilan yang seperti biasa dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa. Feminisme radikal cenderung membenci pria. Bahkan mereka menganggap perempuan bisa hidup mandiri tanpa kehadiran kaum pria.

Feminisme radikal mencari cara untuk dapat mengalahkan sistem patriarki ini. Mereka berkeyakinan bahwa