hai hai hai udah lama nggak update nih, blog blog gue yang lama itu cuma sedikit rangkuman teori teori sosiologi klasik ya? haha iya itu cuma buat ngebantu gue dalam memahami teori aja, kalo cuma baca doang gue rada susah ngertinya jadi gue tulis rangkumannya dan gue update di blog ini biar tambah paham. tapi kali ini gue coba mau ngebahas nasionalisme nih, baru dapet ide pas nonton bola indonesia barusan haha,
sebenernya apa sih itu nasionalisme ? menurut kamus besar bahasa Indonesia Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau dalam arti yang ribet Nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yg secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan. nah udah sedikit ngerti kan gambaran nasionalisme itu apa. pelajaran yang banyak ngebahas nasionalisme ini paling sering nongol di pelajaran kewarganegaraan atau KWN. seringkali gue denger omongan "masa lo ga dukung negara lo sendiri sih, mana rasa nasionalisme lo?" lalu muncul pertanyaan di otak gue, apa iya rasa nasionalisme seseorang itu bisa dibuktikan dengan hanya mendukung sepak bola timnas Indonesia saja ? terus gimana nasib cabang olahraga lain?
ga munafik juga sih, gue juga sebenernya suka sama bola, tapi sejak adanya dualisme liga indonesia dan makin banyaknya korupsi di badan PSSI gue makin ga simpati sama sepak bola indonesia. tim kesenengan
Saturday, December 21, 2013
Thursday, October 24, 2013
Bunuh Diri (Emile Durkheim)
Durkheim
memilih studi bunuh diri karena persoalan ini relatif merupakan fenomena
konkret dan spesifik dimana tersedia data yang bagus secara komparatif. Akan tetapi
alasan utama Drukheim untuk melakukan studi bunuh diri untuk menunjukan
kekuatan disiplin sosiologi. Bunuh diri secara umum merupakan salah satu
tindakan pribadi dan personal. Durkheim percaya bahwa jika dia bisa
memperlihatkan bahwa sosiologi mampu berperan dalam menjeaskan tindakan yang
kelihatannya bersifat individualistis seperti bunuh diri ini, maka dengan mudah
ia akan memperluas ranah sosiologi kepada fenomena-fenomena lain yang terbuka
bagi analisis sosiologis.
Sebagaimana seorang
sosiolog, Durkheim tidak terlalu fokus mempelajari mengapa orang melakukan
bunuh diri. Karena masalah ini adalah wilayah garapan psikologi. Durkheim Cuma tertarik
untuk menjelaskan perbedaan angka bunuh diri, yaitu dia tertarik kenapa suatu
kelompok memiliki angka bunuh diri lebih tinggi dibanding kelompok lain. Faktor
psikologis ataupun biologis mungkin bisa menjelaskan kenapa sebagian individu
dalam kelompok melakukan bunuh diri, akan tetapi Durkheim mengasumsikan bahwa
hanya fakta sosial yang bisa menjelaskan kenapa suatu kelompok memiliki angka
bunuh diri yang lebih tinggi dari yang lain
Wednesday, October 23, 2013
Konsep Ekofeminisme dan Alirannya
Teori
ekofeminisme adalah salah satu cabang teori feminis yang mencoba menjelaskan
keterkaitan alam dan perempuan. Fokus teori ini adalah kerusakan alam yang
mempunyai hubungan langsung dengan penindasan perempuan. Teori ekofeminisme ini
muncul akibat ketidakpuasan akan arah perkembangan ekologi dunia yang semakin
buruk. Alasan utama teori ini muncul karena kaum perempuan yang menganggap jika
ingin mendapatkan kesetaraan maka perempuan harus masuk ke dalam dunia
maskulin, tapi dalam kenyataannya perempuan menghilangkan sifat-sifat feminis
yang di anugrahkan tuhan kepada perempuan. Penganut ekofeminisme mengakui bahwa
perempuan memang berbeda dengan laki-laki dan mereka menginginkan perlakuan
yang berbeda pula dengan laki-laki karena sifat feminis yang dimiliki oleh
perempuan. Dengan kata lain teori ekofeminis ini bertolak belakang dengan
teori-teori feminis yang muncul sebelumnya. Jika pada teori-teori sebelumnya
(kultural, liberal, psikoanalitis, radikal) kaum feminis menuntut kesetaraan
gender, tetapi dalam kaum ekofeminisme perempuan sudah dapat menerima perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dan ingin menonjolkan sifat sifat feminisnya.
Dalam teori ekofeminisme terdapat beberapa aliran yaitu sebagai berikut.
Ekofeminisme Spiritual
Penganut
ekofeminisme spiritual tidak mementingkan religi maupun agama yang dianut,
tetapi kaum feminis harus melepaskan elemen-elemen maskulin yang dimilikinya
dan pergi ke alam untuk mencoba salah satu spiritualitas yang berbasis bumi.
aliran ini mencoba merefleksi cara pandang antroposentris yang mencoba
membenarkan bahaya yang disebabkan oleh manusia, sebagaimana pandangan
androsentris mencoba membenarkan bahaya yang disebabkan oleh laki-laki terhadap
perempuan. Salah satu tokoh liran ini adalah Starhawk. Starhawk menekankan
hubungan perempuan dengan alam, bahwa karya alam dan karya perempuan adalah
sama. Ia berargumentasi bahwa perempuan memilki sifat tubuh yang unik. Seperti
menyusui, kehamilan, menstruasi. Karena itu, perempuan mengetahui cara yang
tidak dapat diketahui laki-
Sunday, October 20, 2013
Konsep Teori Struktural Fungsionalisme (Robert K. Merton)
Fungsionalisme Struktural Sebagai Teori : Akhir dari Suatu Masa
kejayaan
Aspek-aspek sosiologi yang biasa dipergunakan sebagai tanda-tanda dan
petunjuk-petunjuk krisis ialah: perubahan dan pertikaian doktrin yang diikuti
oleh ketegangan yang semakin parah, dan kadang kala pertentangan yang kasar,
diantara para praktisi pertikaian tersebut mencakup tuntutan yang kuat bahwa
paradigma yang ada tidak lagi mampu memcahkan masalah yang seharusnya, dalam
prinsip, dapat mereka pecahkan. (Merton 1975:22)
Struktur Sosial dalam
Fungsionalisme Robert K. Merton
Model
analisa Robert K. Merton merupakan hasil dari perkembangan pengetahuannya yang
menyeluruh tentang teori-teori klasik. Karya awal Merton sangat dipengaruhi
oleh Max Weber. Merton sendiri tidak memiliki teori yang bulat, tetapi
esai-esai yang mencoba menyempurnakan aspek tulisan-tulisan klasik. Di dalam
keseluruhan tulisannya kita menemukan suatu tema yang menonjol yaitu, “arti
pentingnya memusatkan perhatian pada struktur sosial dalam analisa sosiologis”.
Pengaruh weber juga dapat dilihat dalam batasan Merton (1957 tentang birokrasi
modern seperti hal berikut:
- Birokrasi merupakan struktur sosial yang terorganisir secara rasional dan formal.
- Meliputi suati pola kegiatan yang memiliki batas-batas yang jelas.
- Kegiatan tersebut secara ideal berhubungan dengan tujuan-tujuan organisasi.
- Jabatan-jabatan dalam organisasi diintegrasikan ke dalam keseluruhan struktur birokratis.
- Status-status dalam birokrasi tersusun ke dalam susunan yang hirarkis.
- Berbagai kewajiban serta hak hak did alam birokrasi dibatasi oleh atiran-aturan yang terbatas.
- Otoritas pada jabatan bukan orang
- Hubungan-hubungan antara orang orang dibatasi secara formal.
Konsep Teori Interaksionisme Simbolis (Herbert Blummer)
Saya bermaksud melukiskan hakikat masyarakat dari sudut
pandang dengan George Herbert Mead. Dia menempatkan masyarakat pada kedudukan
sangat penting, tetapi tak banyak membuat garis besar karakter masyarakat itu.
Pusat perhatiannya ialah masalah-masalah filosofis. Perkembangan ide Mead
mengenai masyarakat sebagian besar terbatas dalam hal menangani masalah-masalah
ini. Pembahasan itu menunjukan bahwa kehidupan kelompok manusia merupakan
kondisi yang esensil bagi lahirnya kesadaran, pikiran, dunia obyek-obyek
manusia sebagai organisma yang memiliki selves dan kelakuan manusia dalam
bentuk tindakan yang dibuat... ketika ia memberikan sumbangan cemerlang
mengenai topik ini Mead tidak menyertakan sekalian rancangan skema teoritis
tentang masyarakat. Tetapi skema yang demikian hanya tersirat dalam karyanya.
Skema ini harus disusun melalui penjajakan implikasi-implikasi masalah inti
yang dianalisisnya. (Blummer,1996:56)
Interaksi Simbolis : perspektif dan Metode
Bagi Blumer
(1969:2) interaksionisme simbolis bertumpu pada tiga premis :
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada
pada sesuatu itu bagi mereka.
2. Makna tersebut berasal dan
“interaksi sosial seseorang dengan orang lain”.
3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial
berlangsung.
Thursday, October 17, 2013
Konsep Teori Dramaturgi (Goffman)
Bergaya di Atas Panggung Sandiwara Kehidupan: Dramaturgi Sebagai teori
Oleh karena bahasa teater telah demikian melekatnya didalam sosiologi
darimana studi ini diangkat, maka akan terlihat masalah nilai pada saat kita
mencoba membicarakan masalah panggung. Masalah nilai itu juga kita hadapi oleh
karena itu kita harus menemukan segala jenis kekurangan atau kelemahan.
Kehidupan sebenarnya adalah laksana panggung sandiwara, dan di sana memang kita
pamerkan serta kita sajikan kehidupan kita, dan memang itulah seluruh waktu
yang kita miliki. Akan tetapi seperti apakah wujud panggung tersebut dan
bagaimanakah sosok manusia yang terlihat disana? (Goffman 1974:124)
Di
dalam sosiologi naturalis individu dilihat sebagai aktor yang melakukan
tindakan tindakan yang semata mata sebagai tanggapan langsung terhadap
rangsangan-rangsangan sosial. Isu tentang penafsiran yang diberikan pada
interaksi sosial sering kali dilewatkan begitu saja sesuai dengan model
naturalistis. Teori Goffman seperti halnya teori Homans, menganggap bahwa
individu sebagai satuan analisa. Perbedaan antara teori Goffman dan teori
Homans adalah Goffman tidak menggunakan suatu teori ilmiah seperti yang
dilakukan oleh Homans (Homans menggunakan teori ekonomi dan psikologi
perilaku). Karena alasan inilah Goffman disebut sebagai seorang dramaturgist,
yang menggunakan bahasa dan tamsil panggung teater
The Presentation of Self in
Everyday Life
Goffman lebih tertarik pada
interaksi tatap-muka atau kehadiran
bersama. Di dalam situasi sosial, seluruh kegiatan dari partisipan tertentu
disebut sebagai suatu penampilan (performance),
sedang orang-orang lain yang terlibat di dalam situasi itu disebut sebagai
pengamat atau partisipasi lainnya. Di dalam membahas
Definisi-definisi Teori, Konsep, Variabel, Indikator, dan Hipotesis Menurut Beberapa Ahli
Definisi teori
1. Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel,
dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. (John W Creswell 1993:120)
2. Teori
adalah sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan
sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan
hubungan dapat saling berhubungan. (Labovitz dan Hagedorn)
3.
Teori mempunyai
dua pengertian, pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu
hasil pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan eksperimen.
Kedua, teori dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif dengan
metode deduktif. (Kneller 1971:41)
4.
Teori teori
adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sestematis berhubungan
atau sering disebut teori adalah sekumpulan definisi konsep dan proposisi yang
saling berkaitan yang menghadirkan suatu tuhuan yan gsistematik atau fenomena
yang ada dengan menunjukan hubungan yang khas di antara variabel-variabel.
(Talcot Parsons)
5.
Teori adalah
pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi. Penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta
berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi. (http://kamusbahasaindonesia.org/teori)
Definisi
konsep
1.
Konsep adalah
satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang
yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek objek yang
dihadapi sehingga objek-objek
Feminisme Radikal
Feminisme Radikal
Teori
feminisme radikal berpusat pada aspek biologis. Mereka berpendapat bahwa
ketidakadilan gender disebabkan dari perbedaan biologis antara pria dan wanita
itu sendiri. Maksudnya adalah perempuan merasa diekploitasi oleh kaum laki-laki
dalam hal-hal biologis yang dimiliki perempuan, misalnya adalah peran kehamilan
dan keibuan yang selalu diperankan oleh perempuan. Oleh sebab itu kaum
feminisme radikal sering menyerang institusi-institusi keluarga dan sistem
partiarki yang mereka anggap adalah sumber penindasan. Mereka menganggap
institusi-institusi tersebut adalah institusi yang melahirkan sistem dominasi
pria sehingga wanita ditindas. “Patriarki tidak hanya secara historis menjadi struktur
dominasi dan ketundukan, namun ia pun terus menjadi sistem ketimpangan yang
paling kuat dan tahan lama, yang menjadi model dasar dominasi di tengah-tengah
masyarakat” (Ritzer and Goodman, 2013:506)
Anggota feminisme radikal sangat menghindari institusi perkawinan tersebut. Mereka mempunyai tujuan yang harus dicapai adalah mengakhiri tirani keluarga biologis. Apabila lembaga perkawinan tidak dapat dihindari maka mereka membuat teknologi untuk mengurangi penindasan terhadap perempuan yaitu dengan membuat kontrasepsi dan teknologi bayi tabung. Dengan menggunakan bayi tabung perempuan tidak harus mengalami kehamilan yang seperti biasa dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa. Feminisme radikal cenderung membenci pria. Bahkan mereka menganggap perempuan bisa hidup mandiri tanpa kehadiran kaum pria.
Feminisme radikal mencari cara untuk dapat mengalahkan sistem patriarki ini. Mereka berkeyakinan bahwa
Subscribe to:
Posts (Atom)