Thursday, October 17, 2013

Feminisme Radikal

Feminisme Radikal

Teori feminisme radikal berpusat pada aspek biologis. Mereka berpendapat bahwa ketidakadilan gender disebabkan dari perbedaan biologis antara pria dan wanita itu sendiri. Maksudnya adalah perempuan merasa diekploitasi oleh kaum laki-laki dalam hal-hal biologis yang dimiliki perempuan, misalnya adalah peran kehamilan dan keibuan yang selalu diperankan oleh perempuan. Oleh sebab itu kaum feminisme radikal sering menyerang institusi-institusi keluarga dan sistem partiarki yang mereka anggap adalah sumber penindasan. Mereka menganggap institusi-institusi tersebut adalah institusi yang melahirkan sistem dominasi pria sehingga wanita ditindas. “Patriarki tidak hanya secara historis menjadi struktur dominasi dan ketundukan, namun ia pun terus menjadi sistem ketimpangan yang paling kuat dan tahan lama, yang menjadi model dasar dominasi di tengah-tengah masyarakat” (Ritzer and Goodman, 2013:506)

Anggota feminisme radikal sangat menghindari institusi perkawinan tersebut. Mereka mempunyai tujuan yang harus dicapai adalah mengakhiri tirani keluarga biologis. Apabila lembaga perkawinan tidak dapat dihindari maka mereka membuat teknologi untuk mengurangi penindasan terhadap perempuan yaitu dengan membuat kontrasepsi dan teknologi bayi tabung. Dengan menggunakan bayi tabung perempuan tidak harus mengalami kehamilan yang seperti biasa dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa. Feminisme radikal cenderung membenci pria. Bahkan mereka menganggap perempuan bisa hidup mandiri tanpa kehadiran kaum pria.

Feminisme radikal mencari cara untuk dapat mengalahkan sistem patriarki ini. Mereka berkeyakinan bahwa

dengan mengetahui kelemahan perempuan dan mengatasi itu, maka sistem patriarki itu dapat dikalahkan. Salah satu cara kaum feminisme radikal adalah menjalin cinta lesbian. “Feminisme Lesbian sebagai aliran utama dalam feminisme radikal adalah praktik dan keyakinan bahwa komitmen erotis dan/atau emosional terhadap perempuan adalah bagian dari perlawanan terhadap dominasi patriarkal” (Ritzer and Goodman, 2013:508). Hubungan seks antara pria dan wanita dianggap sebagai penindasan kepada wanita. Hubungan itu pasti akan menimbulkan perbedaan peran dan kelas-kelas dalam masyarakat. Kaum feminis radikal menganggap kehidupan lesbian dapat menjadi model dalam kehidupan yang adil dan setara. Selain menyerukan kehidupan lesbian, kaum feminisme juga menyerukan tentang kehidupan melajang dan menjanda.

Feminisme ini pun menyebar sampai ke Indonesia. Contoh pergerakan kaum feminisme ini adalah dengan menggunakan media-media elektronik maupun cetak untuk menyebarkan propaganda-propaganda tentang feminisme. Di Indonesia sekarang banyak bermunculan majalah-majalah untuk kaum wanita.


Feminisme radikal banyak dikritik karena dianggap terlalu ekstrim. Dikatakan bahwa teori feminisme radikal terlalu tertumpu pada orientasi biologis dan lupa bahwa ada pengaruh kultur dalam pembentukan konsep gender. hal ini tentunya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada karena keberadaan makhluk pria tetap diperlukan dalam segala aspek kehidupan untuk menghidupkan keseimbangan sosial. Selain itu fenomena-fenomena alam yang terjadi selalu menunjukan bahwa adanya keseimbangan antara maskulin dan feminis. Selain itu teori ini tidak sesuai dengan kenyataan, faktanya masih banyak wanita yang jatuh cinta kepada pria dan lembaga perkawinan sudah ada sejak manusia diciptakan sehingga mustahil untuk menerapkan teori ini yang bertujuan untuk menghilangkan institusi keluarga. Para wanita lesbian dianggap sebagai kaum minoritas di tengah-tengah masyarakat.

5 comments:

  1. Para Feminis...terutama feminis radikal..mereka hanya para wanita yang sakit jiwa..

    ReplyDelete
  2. Para Feminis...terutama feminis radikal..mereka hanya para wanita yang sakit jiwa..

    ReplyDelete
  3. Mungkin cuplikan ini menarik: Karen Straughan, anti feminis yang menyatakan orasinya dengan tema ‘Murid-murid laki-laki dalam bahaya’ (Male Student in Peril)’ per 1 november 2014 pada Kennesaw State University bahwa dalam sepak terjangnya feminisme selalu menggambarkan bahwa patriarki adalah sistem yang buruk, mendukung tindak kekerasan terhadap perempuan dan harus disingkirkan. Diungkapkannya lagi bahwa didapati ada orang-orang yang mendukung feminisme dan menyatakan diri sebagai feminis dengan proporsi 25% populasi dunia, tetapi didapati populasi 90% mendukung ‘equality’, terdapat kondisi tumpang tindih dalam kasus ini dan bukan tidak mungkin banyak yang menyatakan diri anti feminis. Karen berpendapat bahwa feminisme tidak sepopuler kelihatannya, banyak yang sebenarnya menyatakan tidak dan diam tidak bergeming sewaktu dihadapkan dengan aksi-aksi feminis. Sumber buku: Awaken The Giant - Bangkitnya Revolusi Sosial Dunia. Sulianta, Feri. 2016.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Para feminis yang mengutuk patriarki, harus baca ini: http://berita.ferisulianta.com/2018/12/fakta-memperlihatkan-patriarki-adalah.html

    ReplyDelete